Minggu, 11 April 2010

BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH

Nama : Raka Fitriayu Perdani
Kelas : 3EA01
NPM : 10207882


BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH


Dalam konsep ilmiah peranan Bahasa Indonesia sangatlah penting pada sebuah penulisan ilmiah. Memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilihat dari ejaan yang disempurnakan, pemakaian huruf capital dan huruf miring, penulisan kata-kata, dan pemakaian tanda baca yang benar dan memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsinya. Ragam bahasa terdiri dari ragam tulisan dan ragam lisan. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. Ragam lisan seperti ragam tulisan baku dan ragam tulisan tak baku. Sifat dari ragam bahasa baku yaitu kemantapan dinamis dan seragam. Yang dimaksud dengan ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis- menulis yang meliputi pemakaian huruf dan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Bahasa Indonesia sering digunakan dalam pembuatan penulisan ilmiah.
Penulisan huruf capital seperti judul pada suatu cerita atau kalimat, Gelar kehormatan, Huruf pertama kata pada awal kalimat, ungkapan seperti nama Tuhan, dan seterusnya. Pemakaian huruf seperti huruf vocal, huruf konsonan dan seterusnya. Pemakaian tanda baca seperti tanda baca titik (.), koma (,), tanda kutip tunggal (‘…’), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda kutip dua (“), titik dua (:), titik koma (;), tanda pisah (--), tanda hubung (-), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrop (‘). Penulisan kata seperti kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata sandang, partikel, singkatan dan akronim, dan angka atau bilangan.
Aturan seperti itu yang harus kita perhatikan dalam penulisan ilmiah. Penulisan ilmiah yaitu penulisan fakta menurut metodologi bersifat baik dan benar yang berisi suatu penarapan ilmu pengetahuan. Jadi, seorang penulis ilmiah harus melihat aturan-aturan sebelum membuat suatu tulisan ilmiah.
Demikian pula halnya bahwa dewasa ini bahasa indonesia banyak dipergunakan dalam aktivitas keagamaan sebagai alat / sarana komunikasi untuk menginformasikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat.
Bahasa dipakai sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.
Manusia menggunakan bahasa sesuai dengan yang dia ketahui dan yang dirasakan guna menyampaikan gagasan atau menerima gagasan, pemberitahuan, keluh-kesah, pernyataan menghormat, bersahabat, atau pernyataan permusuhan dari orang lain. Siapa dia berkomunikasi dengan siapa, tentang hal apa, di mana, untuk tujuan apa dengan cara bagaimana. Dengan demikian, cara orang mengekspresikan gagasan terkait dengan masalah-masalah di luarnya seperti kesadaran atas status sosial dan tradisi yang berlaku dan diberlakukan. Mengapa cara mengekspresikan gagasan dengan cara seperti itu, tidak dengan cara lain, di sinilah analisis kebudayaan nantinya berbicara.
Lewat bahasa yang diketahui, gagasan dan pikiran diformulasi menjadi serangkaian konsep kebahasaan. Konsep bisa berupa kata atau istilah (construct).
Selama ini proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditemui masih secara konvensional, seperti ekspositori, drill atau bahkan ceramah. Proses ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian tekstual semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun indXidu. Kondisi seperti ini tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktXitas siswa seperti yang diharapkan. Akibatnya nilai-nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan.

Misalnya sering dosen kecewa melihat hasil ulangan harian yang hanya mendapat daya serap kurang dari 60 persen atau nilai rata-rata kelas kurang dari 50 untuk skala nilai 20. Kadang-kadang guru merasa prihatin dan ingin memperbaiki keadaan tersebut dengan mencobakan suatu pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan, yaitu pendekatan pembelajaran yang akan membuat siswa dapat belajar secara efektif.
Pembelajaran yang efektif adalah yang berpusat pada siswa yaitu, siswa sebagai subjek pembelajaran yang harus aktif kreatif dan mampu berfikir kritis, dalam hal ini peran guru sebagai pembimbing dan fasilitator.
Guru/dosen memiliki peranan penting artinya selain sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa/mahasiswa, guru/dosen juga harus bertindak secara profesional. Guru/dosen yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dasar (kompetensi) antara lain sebagai berikut:
Menguasai bahan, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai landasan-landasan kependidikan, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, mampu menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
Menurut Thursan Hakim (2000: 2) adapun prinsip-prinsip belajar tersebut sebagai berikut:
1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas.
2. Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis.
3. Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan.
4. Belajar merupakan proses yang kontinyu.
5. Belajar memerlukan kemauan yang kuat.
6. Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor.
7. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil dari pada belajar secara terbagi-bagi.
8. Proses belajar memerlukan metode yang tepat.
9. Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid.
10. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri.

Sedangkan mengajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyampaian materi kepada para siswa agar siswa tersebut menjadi tahu dan paham dengan menggunakan berbagai teknik dan pendekatan pembelajaran. Agar proses dan pencapaian hasil belajar dapat efesien dalam penggunaan waktu, terarah, tercapainya tujuan yang telah ditetapkan serta terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam belajar tersebut tidaklah mudah, khususnya mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan Bahasa Indonesia dan pola pikir bahasa indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membuat mereka terlibat secara langsung, dan membuat mereka merasakan kegembiraan dalam belajar perlu diciptakan kondisi kelas yang mendukung, dengan setting membuat mereka tetap dalam keadaan belajar.
Hal itu dapat terlaksana jika prinsip-prinsip dasar belajar dilaksanakan sepenuhnya.
Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain:
1. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.
2. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi.
3. Kerja sama membantu proses belajar.
4. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
5. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).
6. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
7. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis
(Meier, 2000: 54-55).
Ciri-ciri penulisan Ragam Ilmiah :
• menggunakan kata-kata dan Istilah yang nonfigurative/bermakna ganda konotasi.
• Menggunakan kalimat efektif / langsung kepokoknya.
• Menghindari bentuk personal dengan tujuan menjaga obyektifitas.
• Menggunakan kepaduan dan keruntunan isi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar